1.
Teori Belajar
Menurut
Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 2012: 21). Hasil dari aktivitas belajar
terjadilah perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi
perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Menurut
Burton, dalam sebuah buku “The Guidance
of Learning Avtivities” (Aunurrahman, 2010: 35) belajar sebagai perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan
(Suprijono, 2009: 3). Sedangkan belajar menurut Aunurrahman (2010: 38) adalah
proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan
orang untuk belajar menjadi ciri-ciri penting yang membedakan jenisnya dari
jenis–jenis mahluk lain, Gredler (Aunurrahman, 2010: 38). Dalam konteks ini
seseorang dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan, dari sebelumnya tidak
mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.
a.
Ciri–ciri perubahan tingkah
laku dalam pengertian belajar :
1)
Perubahan terjadi secara sadar.
Ini berarti bahwa
seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang–kurangnya ia meresakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
2)
Perubahan dalam belajar
bersifat kontinu dan fungsional.
Perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3)
Perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif.
Perubahan bersifat
positif artinya dalam belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan bersifat aktif artinya
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena ada usaha
individu sendiri.
4)
Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara.
Ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5)
Perubahan dalam belajar
bertujuan atau terarah.
Ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
6)
Perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku.
Perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
b.
Prinsip–prinsip belajar adalah
sebagai berikut:
1)
Berdasarkan prasyarat yang
diperlukan untuk belajar.
(1)
Dalam belajar setiap siswa
harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk
mencapai tujuan instruksional.
(2)
Belajar harus dapat menimbulkan
reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
(3)
Belajar perlu lingkungan yang
menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
(4)
Belajar perlu ada interaksi
siswa dengan lingkungannya.
2)
Sesuai hakikat belajar
(1)
Belajar itu proses kontinu,
maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
(2)
Belajar adalah proses
organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
(3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pangertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mengharapkan pengertian yang
diharapan.
3)
Sesuai materi atau bahan yang
harus dipelajari
(1)
Belajar bersifat keseluruhan
dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga
siswa mudah menangkap pengertiannya.
(2)
Belajar harus mengembangkan
kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4)
Syarat keberhasilan belajar
(1)
Belajar memerlukan sarana yang
cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
(2)
Repetisi, dalam proses belajar
perlu ulangan berkali–kali agar perhatian, keterampilan, sikap itu mendalam
pada siswa.
Berdasarkan
beberapa pengertian belajar yang dikemukan oleh para ahli di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti bertambahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan. Oleh karena itu, belajar adalah
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman
seperti seperti proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.
2.
Teori Pembelajaran
Menurut
Syahrir (2010: 6) pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut unsur
cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran
merupakan suatu proses yang kompleks, karena dalam kegiatan pembelajaran
senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan, yaitu siswa dengan
lingkungan belajar untuk diperolehnya perubahan tingkah laku (hasil belajar)
sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang diharapkan (Rusman, 2010: 116).
Surya
(Rusman, 2010: 116) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan
pengertian pembelajaran yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Perubahan
tersebut adalah sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
3.
Pembelajaran Matematika
Aunurrahman
(2010: 2) mengatakan pembelajaran akan berfokus pada pengembangan kemampuan
intelektual yang berlangsung secara sosial dan kultural, mendorong siswa
membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri dalam konteks sosial, dan
belajar dimulai dari pengetahuan awal dan perspektif budaya.
Menurut
Suprijino (2009: 13) pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses,
cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran
adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar,
sementara pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir
lingkungan terjadinya pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti
halnya pengajaran.
Menurut
Aqib (Syahrir, 2010: 6) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang disusun,
meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan rancangan yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
Hamalik (Syahrir, 2010: 7) pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan
untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
Menurut
Syahrir (2010: 8) matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari–hari melalui materi pengukuran, geometri, aritmatika sosial,
peluang, dan statistik. Lebih lanjut Syahrir (2010: 84) mengungkapkan bahwa matematika
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bilangan dan bangun (datar dan
ruang) lebih menekankan pada materi matematikanya.
Menurut
Tinggih (Hudojo, 2005: 4) matematika tidak hanya berhubungan dengan
bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai
sasarannya. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan,
logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Dengan
demikian, pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian
terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. Mempelajari matematika tidak
hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan
matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan
yang diatur menurut urutan yang logis
(http://www.sarjanaku.com/2010/09/hakikat-matematika.html)